Senin, 17 Oktober 2011

Robot dengan Wireless Color Camera


Membutuhkan robot mata-mata yang memberikan informasi gambar dan kondisi lingkungan ke laptop Anda? Yang dapat dikontrol jarak jauh dari laptop secara wireless. Ini adalah proyek semacam itu.

Bagian utama robot adalah:
1. Chassis dari mobil remote control 4WD
2. 2 DC motors untuk roda
3. DC motor driver dengan H-bridge
4. 1 mini stepper motor untuk memutar camera
5. Stepper motor driver menggunakan 2803
6. Mikrokontroler ATTiny2313
7. Wireless color camera
8. Transceiver 433 MHz
9. Radio AV Receiver beserta USB Receiver di laptop
10. Batery pack 9V

Robot ini mengirimkan video real time dari wireless camera, dan dikontrol jalannya oleh program di laptop. Aksi pengontrolan termasuk gerakan maju, mundur, belok kiri, belok kanan, dan putar camera (cw atau ccw). Jarak antara robot laptop tergantung jangkauan maksimum tranceiver (dalam proyek ini 100 m). Program mikrokontroler dengan bahasa C menggunakan CodeVision AVR dan Visual Basic untuk di laptop.

Kelebihan Arduino yang Menarik Minat


Arduino merupakan sistem mikrokontroler yang relatif mudah dan cepat dalam membuat aplikasi elektronika maupun robotika. Buktinya ada beberapa kursus robotika yang dulunya mengajarkan pemrograman AVR menggunakan bahasa C/C++, kini telah beralih ke pemrograman menggunakan Arduino.

Saking ‘mudah’-nya Arduino, ada golongan orang yang merasa anti dengan Arduino. Golongan ini menganggap Arduino adalah pembodohan karena tidak mengajarkan teknik yang mendalam tentang mikrokontroler dan pemrograman-nya. Pendapat ini tidak benar, karena kalau kita belajar pemrograman Visual Basic pun sebenarnya kita sedang belajar hal yang dipermudah oleh Microsoft – kita tidak belajar interupsi bios untuk membaca keyboard, mendalami memory VGA untuk menuliskan teks, mempelajari direct access harddisk untuk menyimpan database, dsb. Tetapi tidak ada yang menganggap Visual Basic sebagai pembodohan bukan? 

Ok, lanjutkan ke topik semula. Di bawah ini ada beberapa kelebihan yang membuat Arduino menarik minat hobbyist dan orang awam yang tertarik dengan elektronika.

  • Open Source
Hardware maupun software Arduino adalah open source. Artinya kita bisa membuat tiruan atau clone atau board yang kompatibel dengan board Arduino tanpa harus membeli board asli buatan Italy. Kalaupun kita membuat board yang persis dengan desain asli, kita tidak akan dianggap membajak (asalkan tidak menggunakan trade mark ‘Arduino’).


  • Tidak memerlukan chip programmer
Chip pada Arduino sudah dilengkapi dengan bootloader yang akan menangani proses upload dari komputer. Dengan adanya bootloader ini kita tidak memerlukan chip programmer lagi, kecuali untuk menanamkan bootloader pada chip yang masih blank.

  • Koneksi USB
Sambungan dari komputer ke board Arduino menggunakan USB, bukan serial atau parallel port. Sehingga akan mudah menghubungkan Arduino ke PC atau laptop yang tidak memiliki serial/parallel port.

  • Fasilitas chip yang cukup lengkap
Arduino menggunakan chip AVR ATmega 168/328 yang memiliki fasilitas PWM, komunikasi serial, ADC, timer, interupt, SPI dan I2C. Sehingga Arduino bisa digabungkan bersama modul atau alat lain dengan protokol yang berbeda-beda.

  • Ukuran kecil dan mudah dibawa
Ukuran board Arduino cukup kecil, mudah di bawah kemana-mana bersama laptop atau dimasukan ke dalam saku.

  • Bahasa pemrograman relatif mudah
Walaupun bahasa pemrograman Arduino adalah bahasa C/C++, tetapi dengan penambahan library dan fungsi-fungsi standar membuat pemrograman Arduino lebih mudah dipelajari dan lebih manusiawi. Contoh, untuk mengirimkan nilai HIGH pada pin 10 pada Arduino, cukup menggunakan fungsi digitalWrite(10, HIGH); Sedangkan kalau menggunakan bahasa C aslinya adalah PORTB |=(1<<2);

  • Tersedia library gratis
Tersedia library yang sangat banyak untuk menghubungkan Arduino dengan macam-macam sensor, aktuator maupun modul komunikasi. Misalnya library untuk mouse, keyboard, servo, GPS, dsb. Berhubung Arduino adalah open source, maka library-library ini juga open source dan dapat di download gratis di website Arduino.

  • Pengembangan aplikasi lebih mudah
Dengan bahasa yang lebih mudah dan adanya library dasar yang lengkap, maka mengembangkan aplikasi elektronik relatif lebih mudah. Contoh, kalau kita ingin membuat sensor suhu. Cukup membeli sebuah IC sensor suhu (misalnya LM35) dan menyambungkan ke Arduino. Kalau suhu tersebut ingin ditampilkan pada LCD, tinggal membeli sebuah LCD dan menambahkan library LCD pada program yang sama, dan seterusnya.

  • Komunitas open source yang saling mendukung
Software Linux, PHP, MySQL atau WordPress perkembangannya begitu pesat karena merupakan software open source dimana ada komunitas yang saling mendukung pengembangan proyek. Demikian juga dengan Arduino, pengembangan hardware dan software Arduino didukung oleh pencinta elektronika dan pemrograman di seluruh dunia. Contoh, interface USB pada Arduino Uno mengambil dari LUFA project. Library dan contoh-contoh program adalah sumbangan dari beberapa programmer mikrokontroler, seperti Tom Igoe, dsb.

Proyek Open Source Menggunakan Subyek "Robot Nao"


Kabar gembira buat para pecinta robotika. Robot humanoid Nao buatan Aldebaran, Perancis, akan dijadikan proyek open source. Source code untuk memprogram robot tersebut dalam waktu dekat dapat bebas diakses semua orang dan dimodifikasi sesuai keinginan.

Nao selama ini dikenal sebagai model robot humanoid yang cukup komprehensif. Sejak Sony menghentikan proyek robot anjing Aibo beberapa waktu lalu, komunitas robotik memilih Nao menjadi model. Misalnya dalam kegiatan kompetisi sepakbola robot RoboCup Soccer yang digelar secara rutin.

"Dengan pengalaman mengembangkan sistem embedded selama lima tahun, kami ingin berbagi middleware, core communication library, tools pengembangkan lintasplatform, dan modul-modul esensial buatan kami kepada para periset, pengembang, dan proyek-proyek baru dalam dunai robot humanoid," kata Bruno Maissonier, pendiri dan CEO Aldebaran dalam siaran pers yang dilansir situs Spectrum, IEEE, pekan lalu.


Memang belum ada rincian bagian mana apa saja yang akan dijadikan open source dan tetap dipertahankan menjadi propietary. Namun, secara keseluruhan, Aldebaran berkomitmen memberikan sebagian besar source code robot Nao kepada komunitas. Namun, untuk bisa mengutak-atik robot Nao tentu tetap harus membeli kepada Aldebaran. Di Indonesia, distribusi robot Nao dilakukan melalui World Robotic Explorer di Menara Thamrin. Konon, satu buah robot dibanderol sekitar Rp 300 juta.(tekno-kompas)